Sejak kecil, mungkin aku lebih banyak bermimpi daripada meneguk segelas susu yang diberi ibuku setiap sarapan di pagi hari. Mengapa tidak? membayangkan dirimu menjadi seorang pahlawan untuk semua orang bisa saja, sekalipun hanya bermimpi menjadi seekor kucing yang kerjanya hanya makan dan tidur juga sah-sah saja. Karna menyenangkan bisa memikirkan kau jadi apa saja didalam kepalamu, mewujudkannya menjadi mimpi disiang bolong ataupun mimpi saat tidur tidak cukup, beberapa mimpi kujadikan hal yang akan ku wujudkan suatu hari nanti.
Aku ingat, mimpi pertamaku aku ingin menjadi seorang Polisi yang gagah dan berani. Apa saja yang ada dikepalamu ketika melihat seorang Polisi? mereka menyelesaikan masalah, menangkap pencuri, menertibkan lalu lintas kota, apa saja terlihat keren! Kualifikasiku menjadi seorang Polisi tentu ada, aku berani! Namun, mimpi pertama yang harus hancur itu tidak cukup dengan berani saja, aku selalu bersumpah kalau saja aku tidak menghabiskan waktuku berbulan-bulan untuk merasakan bagaimana jarum suntik betul-betul tidak ada lagi rasanya aku mungkin sudah mengenakan seragam Polisi itu sekarang. Tetapi jika dipikir-pikir, mimpi ku setelah itu terdengar lebih baik.
Akibat terlalu banyak mengonsumsi tontonan televisi kurasa, aku sekali lagi bermimpi menjadi seseorang yang suatu hari nanti ada dilayar kaca semua orang. Aku akan jalan-jalan mengelilingi dunia atau makan apa saja yang aku suka, dan membagikan pengalaman itu kepada semua orang yang melihatku! Sebenarnya aku terlalu pendiam untuk menjadi seseorang yang dituntut berbicara banyak apalagi akan disaksikan ribuan bahkan jutaan orang, tidak mematahkan semangatku, kurasa itu bisa saja dilatih, masih bisa untuk suatu hari aku wujudkan. Namun, mimpi kedua ini juga harus hancur semakin aku bertumbuh besar, tidak ada menariknya hidupku ini, apalagi membuat orang lain mau melihatku di TV, melihat diriku saja dicermin hari ini aku tidak ingin.
Mungkin ada, alternatif lain didunia ini dimana aku tetap bisa hidupkan mimpi yang aku simpan didalam sakuku. Dimana keberanianku atau cerita tentang diriku sendiri tak perlu terlalu ku pertaruhkan diatas meja. Kulihat mimpi itu kembali ada, saat itu aku tenggelam dalam dunia mencipta. Aku senang membuat apa saja dari ide didalam kepalaku. Ilustrasi-ilustrasi tentang apa saja kini tercipta, mengikuti era memang ini rasanya tepat! bahkan mencipta lewat kata-katapun rasanya semua bisa kulakukan. Mungkin aku harus menjadi professional di bidang ini, orang-orang akan terkagum dengan segala ide-ide yang lahir dari otakku. Namun, mimpi ini kurasa sebentar lagi akan mati walaupun belum. Tidak ada lagi rasanya yang bisa ku cipta setelah kusadari semua orang juga bisa mencipta, bahkan idenya lebih baik dari yang otakku punya.
Apa kemudian yang aku punya hari ini, mimpi seperti apa yang akan aku wujudkan. Entahlah, mimpi milik orangtua ku kini terdengar tak begitu buruk, walaupun mungkin aku tidak terlalu setuju. Atau bagaimana dengan tidak memiliki apapun untuk diwujudkan? Aku akan hidup dari hari ke hari, menghidupi apa yang kehidupan tawarkan, lalu lihat seberapa berat hari itu untuk dilalui, atau sebaliknya seberapa menyenangkan hari itu untuk berlalu. Dan perlahan kurasa itulah yang terjadi, aku tahu jika ditanya dan tak ada jawaban yang ku beri aku akan disangka menyerah (walaupun sejujurnya mungkin begitu) tetapi aku harap juga aku menemukannya dan menyebarkan jawaban itu ke siapa saja bahkan jika mereka tidak menanyakannya.
Banyak sekali mimpi sebenarnya, namun jika aku ceritakan satu-persatu kau akan mulai kasihan terhadap orang pertama tunggal dalam tulisan ini. Dan semakin aku bertambah usia, yang aku tahu kini mimpi tidak harus menjadi pahlawan dan menyelamatkan nyawa seseorang. mimpi bisa sesederhana aku ingin bisa tumpukan cucian piring dirumahku bisa tiba-tiba hilang begitu saja, atau bermimpi aku punya segelas kopi dingin disampingku detik ini juga. Mimpi-mimpi kecil yang bagi orang lain bukanlah sebuah mimpi yang hebat, bagiku juga begitu. Tetapi setidaknya,
aku tidak terlalu memberatkan bahuku untuk setidaknya tetap bisa berdiri.
aku tidak terlalu memberatkan kakiku untuk setidaknya tetap bisa berjalan.
aku tidak terlalu memberatkan kepalaku untuk setidaknya tetap bisa percaya dengan diriku sendiri.
Mimpi-mimpi yang awalnya terus aku simpan disakuku tadi, berharap salah satu dari mereka mungkin saja akan menjadi, kini kulepaskan. Sakuku bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan untuk mereka tersimpan dan kemudian mati. Mereka berhak menemukan tangan-tangan baru yang mungkin akan menghidupi mereka lalu mereka bahagia. Sakuku akan kusimpan untuk menampung hal-hal bahagia saja kali ini, sesekali mimpi kecil akan ada didalamnya, menyuruhku untuk melakukan ini dan itu demi dia menjadi, tetapi jika ia mati setidaknya dia berada diantara begitu banyak kebahagian, dan aku tidak begitu merasa bersalah, kira-kira begitu.
Comments
Post a Comment