serbu kepalaku yang kelelahan
berpeluk tubuh
diantara detik-detik yang kosong
kehadiranmu menyekang mata
seketika ini semua menjadi percuma
penggungmu menghilang di persimpangan jalan
membuatku berlutut, bertekuk tangan
pasrah bila bersuluh bulan
pasrah bila waktu mengarah pada tahtanya
wahai malam yang berkhianat
bukankah dusta yang kau perbuat?
janjimu tentang malam yang tenang
kini kau hadirkan yang kian mencekam
ucapannya adalah ketakutan dalam telingaku
wajahnya adalah mimpi buruk saat tidurku
sementara rasa yang berhasil kau undang ini adalah neraka
bagi hati yang berusaha melupa
Comments
Post a Comment