sudut bibirmu membingungkan
ujung matamu menatap
gerak-gerik jemarimu membentuk tanda-tanda tak terbaca
kaki kakimu merangkak meninggalkan
lalu pantaskan hati ini merindukan?
sementara tak satupun pertanyaan terjawab
sementara hati tak henti mempertanyakan
aku memilih diam dan berlari
sebelum lebih besar hati yang harus mati
sekali lagi percakapan malam itu meragukan
dan sesimpul senyum ini wajib ku pertanyakan
perasaan ini juga mulai mencari tanda
haruskah dia tinggal atau tetap berkelana
menatap langit-langit ruangan
menjelajahi sudut demi sudut
memperhatikan detik dan menit berkejaran
merebahkan lelah diatas yang tidak bernyawa
mempertanyakan yang enggan dijawab
menghirup beban yang tak berkesudahan
membenamkan luka dihati yang percuma
itu yang kau sebut sia-sia
Comments
Post a Comment