Hidup diatas perkataan orang lain yang muncul untuk sekiranya membuatnya sedikit bahagia adalah salah, apabila kau harus rela melepas dirimu demi kepalsuan yang demikian orang-orang lain inginkan. Kita tidak hidup dalam satu denyut nadi yang seirama, Hingga sekeras apapun usahaku bercerita tentang kemana kaki-kaki ini pernah dan akan berjelajah kau akan tetap berkata bahwa kita akan pulang pada satu atap rumah yang sama. Situasi yang hadir sama sekali tidak pernah mendefinisikan rumah dikepalaku, Entah kepalaku yang sudah rusak atau makna itu yang rusak? mungkin bisa kita perbaiki bersama Saya tidak lahir dan tumbuh besar untuk memenuhi segala omongan orang. Namun saya lahir dan tumbuh besar berkat omongan orang entah sifatnya baik dan membangun atau mungkin saja sudah bersekongkol pada setan mana hingga niatnya menghancurkan. Pada satu malam kata-kata ini tertulis pada layar ponselku, mungkin aku sudah gelisah. digeneralisasikan pada seluruh aspek yang lahirnya berbeda. itu saja.
Sejak kecil, mungkin aku lebih banyak bermimpi daripada meneguk segelas susu yang diberi ibuku setiap sarapan di pagi hari. Mengapa tidak? membayangkan dirimu menjadi seorang pahlawan untuk semua orang bisa saja, sekalipun hanya bermimpi menjadi seekor kucing yang kerjanya hanya makan dan tidur juga sah-sah saja. Karna menyenangkan bisa memikirkan kau jadi apa saja didalam kepalamu, mewujudkannya menjadi mimpi disiang bolong ataupun mimpi saat tidur tidak cukup, beberapa mimpi kujadikan hal yang akan ku wujudkan suatu hari nanti. Aku ingat, mimpi pertamaku aku ingin menjadi seorang Polisi yang gagah dan berani. Apa saja yang ada dikepalamu ketika melihat seorang Polisi? mereka menyelesaikan masalah, menangkap pencuri, menertibkan lalu lintas kota, apa saja terlihat keren! Kualifikasiku menjadi seorang Polisi tentu ada, aku berani! Namun, mimpi pertama yang harus hancur itu tidak cukup dengan berani saja, aku selalu bersumpah kalau saja aku tidak menghabiskan waktuku berbulan-bulan untu...
Comments
Post a Comment